Harga tanah dan rumah di Yogyakarta kini kian melambung. Terlebih di wilayah perkotaan seperti Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman bagian selatan, harganya rata-rata sudah di atas Rp 5 juta per meter persegi.

Lain lagi jika lokasi tanah itu di pinggir jalan dengan akses strategis dekat kampus atau pusat keramaian. Lantas apakah melambungnya harga tanah di Yogyakarta itu dampak dari image suasana Yogya yang nyaman untuk tinggal dan melimpah destinasi wisata?

Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X punya pandangan sendiri terkait tingginya harga tanah di Yogyakarta itu. Satu penyebab tingginya harga tanah di Yogyakarta, menurut dia, karena banyaknya warga luar Yogya yang jika membeli tanah tidak menawar.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

“Lah bagaimana, wong teman-teman seperti dari Jakarta itu kalau beli tanah juga ora ngenyang (tidak menawar), ya harganya jadi makin tinggi,” kata Sultan HB X, Kamis, 6 April 2023.

Namun yang jadi persoalan dibalik dinamika jual beli tanah di Yogya yang notabene salah satu pusat kampus di tanah air itu adalah warga Yogya sendiri jadi banyak yang kesulitan membeli tanah atau rumah di kampung halamannya sendiri. “Orang dari luar Yogya bisa beli tanah di sini, tapi orang Yogyanya tidak punya rumah,” kata Sultan.

Sultan memperkirakan setiap tahun, setidaknya 200 hektare lahan di Yogyakarta beralih fungsi menjadi permukiman atau fasilitas publik. Sultan mecontohkan tingginya harga hunian di Yogyakarta bisa dilihat salah satunya dari tarif kamar kos di Yogyakarta.

“Untuk menyewa kos saja kan mahal, bisa 40 persen sendiri dari penghasilan,” kata Sultan.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Sebut saja jika upah minimum regional (UMR) Yogyakarta Rp 2 juta, maka harga kos itu bisa mencapai kisaran Rp 800 ribu.

Melihat fenomena itu, Pemerintah DIY kini tengah mencari cara agar warga Yogya bisa mendapat rumah murah. “Sedang kamu upayakan soal rumah murah bagi warga Yogya itu,” kata Sultan.

Sebagai gambaran, Sultan mencontohkan adanya hunian di mana satu unitnya bisa ditinggali dua atau tiga orang yang jika mereka membayar sewanya bisa lebih murah.

Sultan pun mempertimbangkan keberadaan lahan Sultan Ground atau milik Keraton Yogyakarta yang bisa dipakai untuk penyediaan rumah murah itu. Model bangunannya bisa dibuat seperti bertingkat atau rumah susun. “Kami sedang berhitung seperti itu, mau tidak misalnya (ada rumah murah) lokasinya di Kabupaten Bantul sisi selatan karena di sana ada Sultan Ground agar bisa murah,” kata dia.